Wednesday 15 June 2016

Kelompok Pita Kuning Mencari Geng Motor Pembunuh TNI

Kasus pembunuhan anggota TNI AD Pratu Galang belum menemui titik terang. Hingga kini, polisi belum membekuk satupun pelakunya. Kondisi itu membuat Panglima Kodam III/Siliwangi berang dan menyatakan perang terhadap geng motor di Jawa Barat.

Empat tahun lalu, geng motor juga pernah berbuat onar di Jakarta hingga membuat seorang anggota TNI AL bernama Kelasi Arifin tewas, 31 Maret 2013 lalu. Saat itu, Arifin tengah mengawal sebuah truk tangki dan menegur geng motor saat melintas di Jl Benyamin Sueb, Kemayoran.

Rupanya, teguran Arifin membuat geng motor yang dianggap menghalang-alangi truk tidak terima. Arifin langsung dikeroyok dan ditusuk dengan sangkur hingga tewas.

Terbunuhnya Arifin membuat rekan-rekannya marah. Mereka langsung membentuk geng motor 'pita kuning' dan pergi di malam hari buat memburu geng motor. Nama Pita Kuning tersebut muncul karena setiap kali beraksi selalu tersemat pita kuning di baju mereka.

Aksi pertama dilakukan dengan menyerbu SPBU Shell di Jalan Danau Sunter, Kemayoran pada 7 April 2012. Tiga orang tewas dalam kejadian itu. Sejak itu, serangkaian aksi kekerasan terus berlanjut, namun polisi tak bisa membekuk para pelakunya.

Puncaknya terjadi pada 13 April 2012. Geng motor berpita kuning yang beranggotakan TNI kembali melakukan sweeping, dalam aksinya kali ini seorang warga meninggal dunia akibat dibacok. Penyerangan berlanjut ke Warakas hingga 7-Eleven di Salemba Jakpus. 2 Korban pun berjatuhan yakni Ade Kirmawan dan Robi, pengunjung minimarket yang mengalami luka bacok.

Puas melakukan penyerbuan, seluruh anggota geng motor kembali ke markasnya di Tanjung Priok. Di tengah perjalanan, 2 anggota konvoi ditembak pengemudi Toyota Yaris putih.

Serangkaian kasus pengrusakan dan kekerasan yang dilakukan kelompok ini membuat polisi terus bekerja keras. Dibantu Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal), mereka berhasil membekuk empat orang anggotanya, mereka adalah anggota TNI AL, yakni Serda YP, Serda JT, Praka M, dan Pratu MK.

Empat anggota Yon 6 Arhanud Tanjung Priok itu bergabung bersama puluhan anggota geng motor berpita kuning yang diduga anggota TNI berbagai kesatuan. Serda YP diketahui menelepon rekan-rekannya untuk bergabung dengan geng motor ini.

"Jumat malam saat kegiatan penyerangan, YP kontak teman-temannya yang sedang kumpul di Monas. Datang tiga orang itu," ujar Kepala Penerangan Kodam Jaya (Kapendam Jaya), Kolonel Infantri Adrian Ponto, di markas Kodam Jaya, Jakarta, Jumat (20/4).

Ada 4 anggota Kodam Jaya yang terlibat penyerangan Jumat malam lalu. Inisialnya Serda YP, Serda JP, Praka M dan Pratu MK.

"Kejadiannya tiga orang hanya ikut-ikutan, tapi YP itu yang ikut kegiatan dari awal," kata Adrian.

Untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya, Serda YP langsung dijebloskan ke dalam penjara. Sedangkan pelaku pembunuh Kelasi Arifin juga sudah divonis selama empat tahun penjara.